IMAM GUNAWAN
16 November 2022
Mempromosikan Kepemimpinan Siswa
Menumbuhkembangkan kepemimpinan pada diri siswa merupakan suatu upaya yang harus dilaksanakan oleh sekolah. Siswa merupakan subjek didik yang terus menghadapi perubahan jaman. Unsur kepemimpinan menjadi penentu apakah siswa dapat menghadapi perubahan yang terjadi di masyarakat. Bagaimana guru dapat mengembangkan kepemimpinan pada diri siswa merupakan sebuah tantangan pada era digital saat ini. Dimana situasi masyarakat yang dinamis dan kompleks adalah sebuah kenyataan. Siswa harus diberi bakal kepemimpinan agar ia dapat bertahan dalam kondisi ini.
03 Agustus 2021
Kepemimpinan Pembelajaran
Kunci sukses sekolah adalah memiliki kepala sekolah yang menerapkan kepemimpinan pembelajaran. Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran fokus pada tugas kepala sekolah mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan pengajaran. Visi yang jelas adalah dimensi pertama dalam menerapkan kepemimpinan pembelajaran. Kedua, mengelola manajemen sekolah. Ketiga, memberdayakan guru. Kepala sekolah bersama guru dapat mengelola manajemen pembelajaran untuk mewujudkan sekolah sebagai pusat belajar siswa.
04 Mei 2021
Kepemimpinan Pendidikan
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin pendidikan di sekolahnya memiliki tugas untuk mengembangkan sekolahnya menuju cita-cita yang ada di rumusan visi dan misinya. Komponen yang paling penting untuk diperhatikan oleh kepala sekolah adalah pembelajaran. Aktivitas pembelajaran menjadi sentral layanan sekolah, sehingga menjadi tolok ukur yang pertama dan utama dalam bidang pendidikan sekolah.
20 Mei 2018
THE BALANCE STUDENT MALE AND FEMALE IN UNIVERSITIES
In
practically education is for all. Male and female possessed the same
opportunity for admission to major various in universities. However, in reality
account student male and female not balance. The factors influence mentioned is
interest from student candidates, perceptions about major from student
candidates, and also trend enrolment from student candidates. For example,
engineering the account of student male is more than female. Because there is
assumption from enrolment if major engineering the student must be stronger.
And the relevant candidates for major are man than female. Although some female
student but slightly. The ratio maybe 1:40.
The
other way, major nursing always the account of student female is dominant. Why
the major nursing the student female more than male? Because the perceptions about
this major is female more relevant for take care, female more good emotion for nurse
sick people, and female more work with heart.
MEMERDEKAKAN PENDIDIKAN
Istilah persaingan muncul seiring dengan dipopulerkannya
konsep globalisasi oleh Naisbitt pada tahun 1980an, tak pelak mengakibatkan
pendidikan pun tereduksi menjadi alat globalisasi. Akibatnya terjadi pergeseran
tujuan pendidikan dari tataran filosofis menjadikan manusia sebagai insan yang
merdeka, menjadi tataran empiris yang menjadikan manusia sebagai alat produksi
dengan pendidikan diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
Filosofi materialis menjadi lebih dominan dengan melihat manusia pada satu
dimensi yakni pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja. Pendidikan tidak lagi
memandang manusia sebagai makhluk dimensional. Jika yang terjadi demikian, maka
apakah mungkin bisa pendidikan yang memerdekakan dapat tercapai ketika
pendidikan itu sendiri belum merdeka? Bukankah Bapak Pendidikan Ki Hajar
Dewantara telah mengamanatkan bahwa pendidikan itu memerdekakan?
Merajut Kembali Pendidikan
Tak dapat dipungkiri kata pendidikan di kalangan
masyarakat umum pun terjadi penyempitan makna, yakni pendidikan yang bertujuan
memanusiakan manusia, menjadi pendidikan sebagai investasi untuk meningkatkan
taraf hidup yang diukur dari unsur pendapatan ekonomi semata. Hal inilah yang
menjadi penyebab pendidikan diselenggarakan sebatas agar peserta didik memiliki
kompetensi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Akibatnya pada diri peserta
didik tertanam sikap berkompetisi dengan orang lain. Nilai-nilai relasi
antarpersonal yang memiliki kesadaran bahwa setiap individu saling memerlukan
satu sama lain sehingga akan ada kooperasi di antara mereka menjadi pudar.
Berbagai peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, seperti
meninggalnya seorang guru di tangan peserta didiknya sendiri, seorang peserta
didik yang berani menantang berkelahi gurunya sendiri, ataupun kasus sebaliknya
seorang guru yang melakukan pelecehan seksual kepada peserta didiknya sendiri,
merupakan pertanda bahwa pendidikan kehilangan ruhnya. Pendidikan menjadi jauh
terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Menjadi hal penting untuk
merajut kembali pendidikan dengan berlandaskan pada upaya humanisasi.
Pendidikan sebagai ilmu normatif, sehingga fungsi sekolah adalah menumbuhkan
etika dan moral subjek peserta didik ke tingkat yang lebih baik dengan cara
atau proses yang baik pula serta dalam konteks positif.
Membangun Moral Pendidikan
Pendidikan melihat manusia sebagai mahluk yang bermoral.
Manusia bukan hanya sekedar hidup tetapi hidup untuk mewujudkan eksistensi.
Manusia hidup bersama-sama dengan sesama manusia sebagai ciptaan Tuhan. Proses
humanisasi diarahkan pada nilai-nilai kehidupan yang vertikal di dalam
kenyataan hidup bersama dengan manusia lain secara horizontal. Pendidikan
mengarahkan guru dan peserta didik menuju aktivis yang fundamental sebagai
manusia menggunakan hati nurani serta berpikir kritis, kreatif, dan integratif
demi membangun masyarakat yang menjunjung tinggi moralitas bangsa.
Harapan besar pendidikan selain mengembangkan moral
manusia yang baik, juga seiring dengan ketajaman pikiran manusi itu sendiri,
sehingga menjadi manusia yang bijak. Membangun moral pendidikan merupakan upaya
integral agar mampu mengembangkan manusia-manusia yang sadar akan peran, tugas,
dan tanggung jawabnya terhadap kehidupan masyarakat. Menumbuhkan moralitas
diawali dengan penyadaran bahwa manusia sebenarnya merupakan makhluk yang
bermoral dengan tugas menjaga harmoni kehidupan alam. Sehingga manusia akan
baik terhadap sesama dan baik terhadap alam.
Kemerdekaan Berpikir
Memerdekakan pendidikan berarti memerdekanan cara
berpikir, berperilaku, dan bertindak setiap manusia sebagai insan. Membudayakan
kemerdekaan berpikir di tengah-tengah gempuran informasi yang cepat dan
kebiasaan masyarakat yang serba instan merupakan tantangan sendiri. Berpikir
menempati tingkat yang krusial dalam penyelenggaraan pendidikan. Manusia
dikatakan hidup manakala ia masih berpikir. Berpikir tentang hakikatnya sebagai
manusia, berpikir permasalahan masyarakat, dan berpikir untuk menemukan ilmu
pengetahuan dari hasil kontemplasinya. Perlu penyadaran dan pembudayaan kepada
pendidik dan peserta didik untuk selalu berpikir kreatif, kritis, dan jitu.
Berperilaku merupakan cerminan apa yang dipikirkan oleh
setiap manusia. Kebebasan berperilaku dengan dibarengi proses berpikir akan
menjadikan manusia sebagai makhluk yang beradab. Perilaku yang baik akan
selaras dengan hati yang baik, rasa yang baik, dan sikap yang baik. Nilai-nilai
universal kemanusiaan menjadi pedoman dalam berperilaku. Jujur, percaya diri,
atau belajar dengan sunggug-sungguh sebagai bagian dari moral individu, juga
harus dibarengi dengan moral kinerja, seperti ulet dalam bekerja, bekerja
keras, dan bekerja cerdas.
Itulah
yang dimaksud dengan bertindak. Kemampuan psikomotorik yang berbasis pada
potensi jasmani manusia dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia.
Manusia yang mampu berpikir, berperilaku, dan bertindak yang baik akan mampu
menciptakan manusia andal, manusia yang tangguh, dan manusia yang andal, serta
mampu bekerja sama dengan manusia lain untuk melangsungkan kehidupan.
Memerdekakan dimulai dari hal tersebut.
06 Februari 2018
Relasi Guru-Murid
Menjadi guru tidaklah mudah di era digital dan era kebebasan sekarang ini. Berbabagi peristiwa ironis yang terjadi terkait relasi guru-murid. Ada siswa yang dijewer oleh guru hingga sampai masuk ranah hokum. Dan ada pula guru yang dipukul siswa sampai meninggal. Ada apa dengan pendidikan kita? Ada apa dengan sikap karakter kita? Ada apa?
Pendidikan hakikatnya adalah memanusiakan manusia dengan segenap perbedaan cara pandang perilaku dan hatinya. Pendidikan berfungsi membentuk manusia agar dapat baik dengan Tuhan dan baik dengan manusia.
Pendidikan hakikatnya adalah memanusiakan manusia dengan segenap perbedaan cara pandang perilaku dan hatinya. Pendidikan berfungsi membentuk manusia agar dapat baik dengan Tuhan dan baik dengan manusia.
20 Juli 2017
Kepemimpinan Pendidikan
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan kehidupan sebuah bangsa. Sekolah adalah laboratorium bagi peserta didik untuk mengembangkan segenap kompetensinya. Guru melalui kegiatan pendidikan dan pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan peserta didiknya menuju pribadi yang cerah. Guru yang mampu mendidik akan terus berkembang manakala memiliki kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan yang hebat pula. Kepemimpinan pendidikan, dengan berbagai pendekatannya, membentuk kepala sekolah menjadi pemimpin pendidikan. Kepemimpinan, pembelajaran, kepemimpinan visioner, kepemimpinan spiritual, kepemimpinan perubahan, dan kepemimpinan berbasis psikologi menjadikan kepala sekolah sebagai seorang pemimpin yang mampu membawa sekolah ke arah yang lebih baik.'
Dukungan birokrasi menjadi hal yang penting.
Dukungan birokrasi menjadi hal yang penting.
Langganan:
Postingan (Atom)