Menurut Amar Bhide “Kapasitas suatu organisasi untuk mengeksikusi strateginya bergantung pada “ kuatnya” prasarana perusahaan – yaitu struktur dan sistem organisasi - dan pada “lembutnya” prasarana – yaitu budaya dan norma-norma”.
Hitt, Ireland, dan Hoskisson (2000) menjelaskan bahwa implementasi strategi dari aspek budaya dan kepemimpinan mempersoalkan dua hal: (1) membangunan suatu strategi-ditunjang budaya perusahaan, dan (2) mendesak kepemimpinan strategik. Dalam membangun suatu strategi yang ditunjang budaya perusahaan mempersoalkan antara lain: (a) Di mana budaya perusahaan berasal? (b) kekuasaan / kekuatan atas budaya, (c) tipe-tipe dari budaya, (d) menciptakan suatu strategi dan budaya yang cocok, (e) memantapkan standar-standar etika dan nilai-nilai, (f) membangun suatu spirit untuk upaya mewujudkan kinerja yang tinggi. Dalam mendesak kepemimpinan strategik meliputi antara lain (a) mengembangkan (fostering) suatu strategi – ditunjang budaya, (b) memelihara inovasi internal organisasi, (c) meperlakukan politik-politik perusahaan, (d) memperkuat perilaku etis, dan (e) membuat penyesuaian-penyesuaian korektif.
What Makes Up a Company’s Culture?
Page4. Apa yang dapat dibuat suatu budaya perusahaan bisa meliputi:
Kepercayaan tentang bagaimana bisnis menjadi terpimpin (to be conducted)
Nilai-nilai dan prinsip-prinsip manajemen
Pola-pola atas “bagaimana kita melakukan sesuatu dalam budaya perusahaan”
Ilustrasi nilai-nilai perusahaan yang terlupakan.
Tabu-tabu dan tradisi-tradisi politikal yang dilarang.
Standar-standar etika.
Features of the Corporate Culture at Wal-Mart
Page 5. Gambaran tentang budaya perusahaan pada Wal-Mart meliputi hal penting seperti:
dedikasi kepada kepuasan pelanggan,
Kecemburuan dalam mengejar biaya-biaya yang rendah,
Kepercayaan dalam menyenangkan para pekerja sebagai mitra-mitra.
Kehematan, kecermatan, atau kesederhanaan Sam Walton yang legendaris.
Ritualistik pertemuan sabtu pagi.
Komitmen eksiktuf untuk : mengunjungi toko-toko, berbicara dengan para pelanggan, dan mengumpulkan (solicit) saran-saran pekerja.
Features of the Corporate Culture at Nordstrom’s
Page 6. Gambaran budaya perusahaan Nordstrom meliputi:
Moto perusahaan: “Tanggap terhadap permintaan-permintaan pelanggan yang rewel/keterlaluan”.
Keluar dari aturan-aturan permintaan-permintaan pelanggan yang dipandang sebagai kesempatan-kesempatang untuk tindakan-tindakan “jagoan”.
Promosi-promosi berdasarkan pada layanan yang dapat dilakukan.
Gaji-gaji berdasarkan secara keseluruhan pada komisi
Menghilangkan / menghapuskan standar-standar yang tidak cocok dan balasjasa-balasjasa kepada siapa yang melakukan.
Where Does Corporate Culture Come From?
Page 7. Budaya perusahaan dapat bersal dari:
Pendiri atau pemimpin terdahulu
Kepengaruhan indidivual atau kelompok kerja
Tradisi-tradisi, praktik-praktik kepengawasan, sikap-sikap pekerja
Politik-politik keorganisasian
Keterkaitan-keterkaitan dengan para pihak perusahaan.
Kekuatan-kekuatan sosiologis internal.
How is Culture Sustained?
Page 8. Bagaimana budaya perusahaan dipertahankan? Budaya perusahaan dapat dipertahankan melalui:
Kesinambungan atas kepemimpinan
Pemilihan para pekerja baru berdasarkan pada bagaimana baiknya mereka secara personalitas “tepat”.
Indoktrinasi sistematik atas para pekerja baru.,
Pemberdayaan kembali atas nilai-nilai inti para pekerja senior
Menceritakan-cerita atas legenda-legenda perusahaan
Upacara-upacara pemberian penghargaan para pekerja bagi siapa yang menunjukkan kebudayaan yang ideal.
Memungkinkan pemberian balasjasa kepada mereka yang mengikuti norma-norma kebudayaan.
The Power of Culture
Page 9. Budaya dapat berkontribusi atau merintangi (hinder) keberhasukan eksikusi strategi untuk mengejar laba.
Kebutuhan-kebutuhan bagi keberhasilan eksikusi strategi bisa atau tidak tergantung kesesuaian dengan budaya.
Suatu yang sangat cocok antara budaya dan strategi mendorong / mempengaruhi eksikusi / pelaksanaan strategi.
Why Culture Matters: The Benefit of a Good Culture – Strategy Fit ?
Page 10. Strategi yang didukung budaya yang cocok merupakan :
Budaya merupakan bentuk keadaan jiwa (mood) dan temperamen atas pekerja yang secara positif mempengaruhi energi keorganisasian, kebiasaan kerja, dan praktik-praktik yang berlangsung.
Budaya menyediakan standar-standar, nilai-nilai, aturan-aturan informal, dan tekanan-tekanan yang tajam sebagai usaha memelihara dan mendorong orang untuk melakukan pekerjaannya dalam cara-cara yang mempengaruhi eksikusi strategi yang baik.
Budaya memperkuat identifikasi pekerja dengan perusahaan yaitu sasaran-sasaran kinerja, dan strategi.
Page 11. Strategi-didukung budaya-budaya.
Vudaya menstimulasi orang untuk menghadapi tantangan dami usaha merealisasi visi perusahaan, dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan mereka secara kompeten dan dengan antusiasme dan berkolaborasi dengan yang lain untuk mengeksikusi / melaksanakan strategi.
Dalam kondisi optimal: Lingkungan kerja yang mendukung dapat melakukan p[erubahan sikap-sikap yang diterima. Keturunan / bakat memerlukan kapabilitas (misal, melalui pendidikan dan latihan).
Page 12. Prinsip manajemen strategik:
Tidak ada yang begitu mendasar selama melaksanakan suatu strategi yang baru atau yang berbeda melbatkan pelurusan budaya organisasi dengan kebutuhan-kebutuhan untuk eksikusi / melaksanakan strategi yang kompeten.
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.