27 Desember 2011

UPO

Indonesia sangat kaya raya itu tak terbantahkan, Indonesia negeri yang subur itu tak terbantahkan, Indonesia negeri yang luar biasa juga tak terbantahkan ... !!! Lalu kenapa kok masih ada korupsi, ada maling, ada penjarahan, ada ini itu yang negatif. Lalu kenapa ada sekolah roboh (kalau rumah roboh tak peduli saya)? Jika dikalkulasi uang korupsi di negeri ini, uang korupsi itu dapat berapa sekolah untuk membangun sekolah, sarana pendidikan lainya? Kasus Century misalnya 6,7 T. Berapa sekolah yang dapat dibangun ya? Uang Rp. 1,168 T dapat membangun sekolah sebanyak 12 ribu gedung sekolah (Febri Hendri, Tribunnews; 2010).
Masih terlalu besar untuk angka-angka triliun. Tak usah jauh-jauh: UPO alias nasi. Pasti manusia perlu makan, salah satu makanan pokok ialah nasi. Kalau orang makan terkadang dalam satu piring ada yang tak menyisakan UPO sedikit pun, ada pula yang menyisakan UPO. Mari dihitung dengan sistem kali, orang yang menyisakan UPO saat makan. Berat satu UPO sekitar 0,01 gram. Satu orang makan dengan menyisakan satu UPO dengan tiga kali makan sehari. Satu hari menyisakan UPO 0,03 gram. Satu tahun 0,03 dikali 365 hari, UPO yang disisakan 10,95 gram. Jika dikali seluruh penduduk Indonesia 259.940.857 jiwa per 31 Desember 2010 (Kemendagri, Kompas: 2010), UPO yang disisakan 2.846.352.384,15 gram. Satu tahun Indonesia menyisakan UPO seberat: 2.846.352,38415 kg = 2.846,35238415 ton. FANTASTIK ... !!!! Hanya satu butir UPO bisa mubazir 2.846,35238415 ton tiap tahun. Sungguh sangat kaya raya kita ini ..!! Pertanyaannya, SADAR TIDAK KALAU BANGSA INDONESIA ITU KAYA RAYA .. ??
Ngonoae juga masih banyak yang sambat, mengeluh, dan ngersulo. DI INDONESIA TAK ADA WARGA NEGARA YANG MISKIN, TAK ADA WARGA NEGARA YANG FAKIR. Salah besar jika ada lembaga yang mencatat ada penduduk Indonesia yang miskin. Yang ada ialah ORANG YANG TAK PANDAI BERSYUKUR ... !!!

26 Desember 2011

JANGAN BANYAK TANYA ..... !!!

Suatu saat di kelas saya, ada perubahan "revolusioner": SOPO WONGE YANG TAK HADIR DI KELAS SEBELUM PUKUL 07.30 TAK BOLEH MASUK KELAS.
Jadi kalau ada yang telat "sedetik" pun tak boleh masuk kelas. Titik. Pasti sudah jelas, kalau masuk jam ke satu itu pukul 07.30 WIB (bukan WITA apalagi timur). Kalau ada orang yang melebihi masuk di atas pukul 07.30 artinya telat alias terlambat. Sehingga orang telat tak boleh masuk kelas. Titik. Pasti sangat jelas aturan itu ... !!!
JANGAN BANYAK TANYA!! Jangan banyak mencari alasan untuk meminta "toleransi" keterlambatan, masio 5 menit, atau 15 menit!! Mencari alasan, banyak tanya artinya: sebenarnya dengan "banyak tanya", "banyak alasan" tujuannya "untuk mengingkari", "untuk tak melaksanakan".
Toleransi 5 menit atau berapa pun menitnya. Sama halnya "toleransi kesalahan" dari kesalahan sedikit-sedikit. Misale telat 5 menit tiap pertemuan. Kalau dihitung berapa menit jika ada 16 pertemuan. Tinggal ngitung!! itu telat 5 menit. Lha kalau telatnya 60 menit!!! Kenemenen jenenge. Masak satu semester harus lapor gini: Bapak / Ibu maaf saya terlambat. Satu kelas pun tahu kalau telat, yang lebih penting setelah telat tadi: nyapo, apa yang perlu diubah?
Ayo malu untuk telat .... !!!
Saya pernah malu karena telat 30 menit. Konsekuensi dan tanggung jawab dari telat tadi: JADI PENYAYI 5 MENIT .... !!!!
AYO INDONESIA BISA UNTUK TIDAK TERLAMBAT .... !!!

13 Desember 2011

Orang Berilmu dengan Orang Berkuasa, Menang Mana?

Masih ingat benar tentang cerita dari teman saya. Ceritanya begini: Teman saya memiliki teman di tempat kerja sebuah lembaga pendidikan. Katakanlah temannya teman saya itu namanya Bu KLMN, pada saat pertama kali masuk kerja menjadi pengajar di lembaga pendidikan tersebut menerapkan RME (Realistic Mathematics Education) dalam pembelajaran. Namanya orang idealis yang baru fresh graduate, baru lulus sarjana, tentunya selalu ingin melaksanakan sesuatu yang excelent, good, dan pokoknya harus total dalam melaksanakan kerja, terutama beliau juga seorang pengajar (guru). Setelah menerapkan RME beberapa bulan dalam pembelajaran, apa yang terjadi? Pihak atasan pengajar (wakasek lah) tersebut, mengkritik begini: Apa itu RME, tak baik, metode yang jelek! Tak usah diterapkan lagi di sekolah ini. RME tak baik dan tak cocok dengan sekolah ini. Keputusan sudah bulat titik. RME tak boleh diterapkan!!!
Kalau menurut saya ini bukan mengkritik, tapi menghina orang dalam melaksanakan perubahan, tanpa memahami terlebih dahulu esensi metode pengajar tadi. Kita harus paham dulu sebelum memutuskan!
Cerita berlanjut: Akhirnya pengajar tersebut setelah dihina, berhenti tak menerapkan RME dalam pembelajaran. Yo, tentunya pengajar tersebut sakit hati, mutung jare orang Kediri! Semenjak peristiwa tersebut pengajar tadi dalam pembelajaran manut dengan budaya lembaga pendidikan tersebut. Pembelajaran Matematika, cuma menjelaskan rumus, mengerjakan soal, diterangkan, selesai!
Pengajar tersebut akhirnya pasif, tak mau melakukan perubahan, karena ujung-ujungnya nanti dibasmi! Sehingga hal-hal baru, pemikiran baru, kreativitas pengajar terhambat.
Selang beberapa tahun apa yang terjadi? Pimpinan sekolah (wakasek tadi) diikutkan oleh lembaga dalam kegiatan pelatihan, yang dalam pelatihan pembelajaran tadi mengulas dan melatih penerapan metode RME dalam pembelajaran. Setelah mengikuti pelatihan tersebut (katakanlah beberapa hari githu) kembali ke sekolah, apa yang terjadi? Pimpinan sekolah tersebut langsung mengembar-gemborkan RME di sekolah agar diterapkan oleh para guru! (Welah telat Pak, dulu ada pengajar yang menerapkan RME sebelum njenengan ikut pelatihan, baru tahu yo!) Tanpa merasa bersalah yang sebelumnya telah mengkritik pengajarnya yang menerapkan RME. Pimpinan sekolah ini bangga menjelaskan RME bahwa RME itu sip, apik, dan bagus pokoke! (Inilah kebiasaan negeri ini, ORANG PELUPA, dulu pernah menghina). Akhire pengajar yang dikritik tadi tentunya yo, lebih sakit hati, dengan pimpinan sekolah tersebut.
Apa yang dapat saya pelajari dari peristiwa tersebut? Sesuai dengan judul tulisan (Orang Berilmu dengan Orang Berkuasa, Menang Mana?), (1) sebelum kita pro atau kontra terhadap sesuatu hal, baik orang, pendapat, pemikiran, atau sebuah mazhab, kita harus memahami semuanya terlebih dahulu. Baru kita bersikap. Misalnya: ada Sosialis ada Kapitalis, jangan menghina kapitalis, jangan mengunggulkan sosialis, sebelum kita paham kedua pemikiran tersebut. Setelah paham sosialis dan kapitalis, baru kita bersikap dan memilih! (2) Ini yang lebih penting, ORANG BERILMU pasti menang daripada ORANG BERKUASA. Berdasarkan cerita: antara pengajar yang pertama kali menerapkan RME pertama kali di sekolah tersebut dengan pimpinan sekolah (wakasek) yang dulunya mengkritik RME, akhirnya menerapkan RME juga setelah ikut pelatihan, yo walaupun telat poll, tanpa kulonuwun dengan pengajar yang dulu pernah dihina, orang berilmu (wakasek yang belajar RME yang sebelumnya membasmi RME) tetap menang! Tapi pertanyaannya, orang berilmu yang bagaimana? Orang berilmu: orang yang selalu terbuka pemikiran, terbuka terhadap hal-hal baru, berpikir dengan penalarannya, dan selalu bereksperimen, untuk mendapatkan ilmu baru, terus membuka cakrawala keilmuan.
Sungguh penting memadukan ILMU dan KEKUASAAN, agar suatu organisasi terus maju, dengan meng-upgrade wawasan, pemikiran, dan berkaitan dengan empirik-teoritis keilmuan. Agar organisasi selalu melakukan perbaikan berkesinambungan, menghadapi tantangan jaman, lingkungan yang terus berubah. Agar dalam orang-orang dalam organisasi selalu bekerja dengan riang gembira, mengekspresikan kreativitasnya untuk kemajuan organisasi. Kekuasaan harus dikendalikan dengan ilmu, agar orang yang berkuasa dapat menjadi orang arif, orang bijaksana, orang yang cinta akan perubahan dan pembaharuan menuju lebih baik!

27 Oktober 2011

Halo Kawan Apa Kabar Semua ....... ??????

Waahhhhh Krisyanto gabung maneh nyang Jamrud ...........!!!!!!!! Sueneng aku, suarane Kang Kris, jan TOP. Jamrud band sing tak kenal mulai pas jek neng SMP kelas 1. Sampek iso ngalahke "opo wae". Biyen SMA selasa wayahe Unas, malem selasane krono enek konser, akhire yo ndelok konser. Malah gak sinau ..... !!!!! Unas lewat, opo maneh liyane, lewat, asal ndelok Jamrud .... !!!!!! Lagu romantis-2 / lagu sendu-2, sory, duduk tipe kulo ..... !!! Salam VIVA JAMERS Sejati .... !!!!
VIVA JAMERS

Halo Kawan Apa Kabar Semua Kami Datang Untuk Mengajakmu Bernyanyi Menari Walau Harus Berdesak Teriak Melompat Di Atas Bumi Yang Kau Injak Cukup Lama Kita Telah Menunggu Saat - Saat Yang Seperti Ini Berkumpul Menyatu Dalam Harmoni Lagu Tinggalkan Sebentar Semua Urusan Yang Mengganggu Dan Bila Akhirnya Kita Pun Pulang Kesini Ku Datang Disini Pun Berpisah Nanti Ku Hadir Kembali Kesini Ku Datang Disini Pun Berpisah Pasti Ku Hadir Kembali Pasti Ku Hadir Kembali

21 Oktober 2011

Martin Luther King_The Transformational Leader

Siapa yang tidak kenal Martin Luther King, tokoh perubahan USA. Melalui pidatonya yang memikat dapat terlihat bahwa Beliau orang yang cinta damai, cinta persaudaraan, dan cinta persahabatan. Seorang tokoh yang dapat mentransformasikan nilai-nilai positif kepada generasi berikutnya, melalui perubahan yang fundamental terhadap nilai-nilai kemasyarakat. Berikut ialah terjemahan dari pidato Martin Luther King.

I HAVE A DREAM

Martin Luther King Jr.

Seratus tahun yang lalu, seorang Amerika yang hebat, yang di bawah bayangan simbolisnya kita berdiri menandatangani Proklamasi Emansipasi. Pernyataan bersejarah ini datang sebagai cahaya mercu suar harapan kepada jutaan budak orang Negro yang telah gosong oleh api ketidakadilan yang menghinakan. Pernyataan itu datang sebagai fajar sukacita yang mengakhiri malam panjang penawanan. Namun seratus tahun kemudian, kita harus menghadapi fakta tragis bahwa orang-orang Negro masih belum merdeka. Seratus tahun kemudian, kehidupan orang-orang Negro masih saja dilumpuhkan oleh borgol pemisah-misahan serta rantai diskriminasi. Seratus tahun kemudian, orang-orang Negro tinggal di sebuah pulau kemiskinan yang sepi di tengah lautan kemakmuran materi yang luas.

Seratus tahun kemudian, orang-orang Negro masih saja merana di pojok-pojok komunitas Amerika dan mendapati dirinya sebagai seorang terasing di tanahnya sendiri. Jadi kita datang ke sini hari ini untuk menampilkan sebuah kondisi yang memilukan. Dalam artian kita telah datang ke ibu kota negara kita untuk menguangkan selembar cek. Ketika para arsitek republik kita merumuskan kata-kata dari Undang-Undang [Konstitusi] dan deklarasi Kemerdekaan, mereka menandatangani sebuah surat yang berisi perjanjian yang padanya setiap orang Amerika menjadi pewaris.

Surat ini merupakan sebuah perjanjian bahwa semua orang akan dijamin hak-hak kehidupan, kebebasan, serta pencarian kebahagiaannya yang tak dapat disangkal. Hari ini nyata bahwa Amerika telah gagal berkenaan dengan surat perjanjian ini sejauh terkait dengan warna kulit warga negaranya. Ketimbang menghormati kewajiban suci ini, Amerika telah memberikan cek kosong yang telah dikembalikan bertuliskan “dana tidak cukup.” Tetapi kita menolak untuk percaya bahwa bank keadilan telah bangkrut. Kita menolak untuk percaya bahwa tidak ada cukup dana dalam lubang besar peluang bangsa ini. Jadi kita datang untuk menguangkan cek ini––cek yang akan memberikan kepada kita berdasarkan tuntutan kekayaan kebebasan dan keamanan keadilan. Kita juga datang ke tempat suci ini untuk mengingatkan Amerika mengenai kemendesakan (urgensi) yang sengit dari kata sekarang.

Ini bukanlah waktunya untuk terlibat dalam kemewahan dari penenangan atau meminum obat penenang dari paham ingin bertahap (gradualism). Sekarang adalah saatnya untuk bangkit dari lembah pemisah-misahan yang gelap dan terkurung menuju jalan terang keadilan rasial. Sekarang adalah saatnya untuk membuka pintu kesempatan kepada seluruh anak-anak Allah. Sekarang adalah saatnya untuk mengangkat bangsa kita dari pasir apung [perangkap bahaya] ketidakadilan rasial menuju batu padat persaudaraan. Akan fatal bagi bangsa ini bila tidak melihat mendesaknya saat ini dan menganggap remeh kebulatan tekad orang-orang Negro. Musim panas memanggang dari ketidakpuasan yang wajar dari orang-orang Negro tidak akan berlalu sampai adanya musim gugur kebebasan dan kesetaraan yang menyegarkan.

Tahun sembilan belas enam tiga bukanlah akhir, melainkan awal. Mereka yang mengharapkan bahwa orang-orang Negro perlu menghembuskan uap dan sekarang akan puas akan merasakan permulaan yang kasar jika bangsa ini kembali kepada urusannya seperti biasa. Tidak akan ada kedamaian dan ketenangan di Amerika sampai orang-orang Negro dianugerahi hak-hak kewarganegaraannya. Badai pemberontakan akan terus mengguncang landasan bangsa kita sampai hari cerah keadilan tiba. Tetapi ada satu yang harus saya katakana kepada orang-orang saya yang berdiri di ambang pintu hangat yang menuju ke istana keadilan. Dalam proses pemerolehan tempat kita yang sejajar kita tidak boleh merasa bersalah dari perbuatan keliru. Mari kita berusaha untuk tidak memuaskan dahaga kita akan kebebasan dari cangkir kegeraman dan kebencian.

Kita selamanya harus melancarkan perjuangan kita di atas pesawat kehormatan dan disiplin yang tinggi. Kita tidak boleh membiarkan protes kreatif kita untuk turun menuju kekerasan fisik. Sekali lagi dan lagi kita harus bangkit menuju ketinggian agung melawan kekuatan fisik dengan kekuatan jiwa. Militansi baru yang menakjubkan yang telah melanda masyarakat Negro tidak boleh membawa kita untuk tidak memercayai seluruh orang-orang kulit putih, karena banyak dari saudara-saudara kita orang kulit putih, sebagaimana dibuktikan oleh kehadiran mereka di sini pada hari ini, telah menyadari bahwa nasib mereka terkait dengan nasib kita serta kebebasan mereka terikat secara tak terpisahkan pada kebebasan kita.

Kita tidak dapat berjalan sendiri. Dan sewaktu kita berjalan, kita harus berikrar bahwa kita akan maju terus. Kita tidak boleh mundur. Ada mereka yang bertanya kepada para penganut hak-hak sipil, “Kapan Anda akan merasa puas?” Kita tidak akan pernah puas selama tubuh kita, yang diberatkan oleh keletihan dalam perjalanan, tidak mendapatkan kamar di motel-motel di jalan raya dan hotel-hotel di kota.

Kita tidak dapat dipuaskan sejauh mobilitas mendasar orang-orang Negro adalah dari kelompok pinggiran yang kecil ke kelompok pinggiran yang lebih besar. Kita tidak dapat dipuaskan sejauh orang negro di Mississippi tidak dapat memilih [memberikan suara dalam pemilu] dan orang Negro di New York merasa bahwa dia tidak mempunyai apa-apa untuk dipilih. Tidak, tidak, kita tidak puas, dan kita tidak akan puas sampai keadilan mengalir turun bagaikan air dan kesalehan bagaikan aliran air yang besar. Saya bukan tidak peduli bahwa beberapa dari Anda telah datang ke sini dari cobaan dan penderitaan yang hebat. Beberapa dari Anda datang barusan dari sel-sel yang sempit. Beberapa dari Anda datang dari kawasan di mana tuntutan Anda akan kebebasan meninggalkan Anda dikalahkan oleh badai penganiayaan dan diceraiberaikan oleh angin kebrutalan polisi. Anda telah menjadi veteran dari penderitaan yang diciptakan.

Teruslah bekerja dengan keyakinan bahwa penderitaan yang tidak diinginkan akan mendatangkan penebusan. Kembalilah ke Mississippi, kembalilah ke Alabama, kembalilah ke Georgia, kembalilah ke Louisiana, kembalilah ke daerah kumuh dan daerah pinggiran di kota-kota kita bagian utara, dengan mengetahui bahwa entah bagaimana situasi ini dapat dan akan berubah. Janganlah kita terbenam dalam lembah keputusasaan.

Saya berkata kepada Anda pada hari ini, sahabat-sahabat saya, bahwa di balik kesulitan dan frustrasi saat ini, saya masih memiliki impian. Itu adalah impian yang mengakar secara mendalam pada impian orang Amerika. Saya memiliki impian bahwa suatu hari bangsa ini akan bangkit dan menjalankan makna sebenarnya dari pernyataan ikrarnya: “Kami berpegang pada kebenaran ini untuk menjadi kenyataan sendiri: bahwa semua manusia diciptakan setara”. Saya memiliki impian bahwa suatu hari di bukit-bukit merah Georgia, para putra mantan budak dan para putra mantan pemilik budak akan dapat duduk bersama di meja persaudaraan. Saya memiliki impian bahwa suatu hari bahkan negara bagian Mississippi, negara bagian gurun pasir, yang dipanggang oleh panasnya ketidakadilan dan penindasan, akan berubah menjadi oase kebebasan dan keadilan.

Saya memiliki impian bahwa keempat anak saya akan hidup di negara di mana mereka tidak akan dihakimi menurut warna kulit mereka tetapi menurut isi dari watak mereka. Saya memiliki impian hari ini. Saya memiliki impian bahwa negara bagian Alabama, yang bibir gubernurnya sekarang ini dibasahi oleh perkataan menyela dan peniadaan, akan berubah menjadi situasi di mana anak-anak kecil lelaki dan perempuan kulit hitam akan dapat bergandeng tangan dengan anak-anak kecil lelaki dan perempuan kulit putih dan berjalan bersama sebagai saudara laki-laki dan saudara perempuan. Saya memiliki impian hari ini. Saya memiliki impian bahwa setiap lembah akan ditinggikan, setiap bukit dan gunung akan direndahkan, tempat-tempat yang bergelombang akan diratakan, serta tempat-tempat yang berliku-liku akan diluruskan, dan kemuliaan Tuhan akan disingkapkan, dan seluruh daging akan melihatnya bersama.

Inilah harapan kita. Ini adalah keyakinan yang dengannya saya akan kembali ke Selatan, dengan keyakinan ini kita akan mampu meratakan gunung keputusasaan dengan batu pengharapan. Dengan keyakinan ini kita akan mampu mengubah dentingan sumbang bangsa kita menjadi simfoni persaudaraan. Dengan keyakinan ini kita akan mampu bekerja bersama, berdoa bersama, berjuang bersama, masuk penjara bersama, berdiri bagi kebebasan bersama, dengan mengetahui bahwa kita akan dibebaskan pada suatu hari. Ini akan menjadi hari ketika semua anak-anak Allah akan mampu bernyanyi dengan makna baru, “Negeriku, untukmu, tanah kebebasan nan manis, untukmu aku bernyanyi. Tanah di mana ayahku mati, tanah kebanggaan para pengembara, dari setiap lereng gunung, biarlah kebebasan berdering”.

Dan jika Amerika mau menjadi negara besar ini harus terjadi. Maka biarlah kebebasan berdering dari puncak bukit-bukit raksasa New Hampshire. Biarlah kebebasan berdering dari gunung-gunung besar New York. Biarlah kebebasan berdering dari sungai besar Allegheny Pennsylvania! Biarlah kebebasan berdering dari bebatuan bertutup salju di Colorado! Biarlah kebebasan berdering dari puncak-puncak melengkung di California! Tetapi bukan hanya itu; biarlah kebebasan berdering dari Gunung Batu di Georgia! Biarlah kebebasan berdering dari Gunung Penjaga di Tennessee! Biarlah kebebasan berdering dari tiap bukit dan gundukan tanah di Mississippi. Dari setiap lereng gunung, biarlah kebebasan berdering.

Ketika kita membiarkan kebebasan berdering, ketika kita membiarkannya berdering dari setiap desa dan setiap dusun, dari setiap negara bagian dan setiap kota, kita akan mampu mempercepat hari itu ketika seluruh anak-anak Allah, orang kulit hitam dan orang kulit putih, orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, Protestan dan Katolik, akan mampu bergandeng tangan dan menyanyikan kata-kata lagu rohani kuno orang Negro, “Akhirnya bebas! Akhirnya bebas! Terima kasih Allah Mahakuasa, kami akhirnya bebas!

Investasi SDM

Sumber daya manusia merupakan potensi manusia yang dapat berkembangkan dengan suatu proses tertentu seperti dalam proses pendidikan yang di dalamnya terdapat proses pembelajaran. Investasi merupakan penanaman sesuatu untuk memperoleh kegunaan atau keuntungan di masa mendatang. Manusia sebagai sumber daya merupakan faktor investasi dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui kegiatan pendidikan baik secara formal, nonformal, dan informal. Sumber daya manusia merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan suatu bangsa. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas suatu bangsa cenderung akan maju karena mempunyai manusia yang mampu berfikir kedepan dan berpendidikan. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak sesuai dengan pembangunan nasional. Berkaitan erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai suprasistem tersebut di mana sistem pendidikan menjadi bagiannya. Suatu permasalahan dalam sistem pendidikan tidak terlepas dari kondisi sosial, budaya, dan ekonomi. Umaedi (2007) menyatakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembangunan suatu bangsa.

Manusia sebagai bagian dari bentuk investasi dengan disertai upaya peningkatan kualitas secara baik mempunyai kecenderungan suatu bangsa dalam perumbuhan ekonomi dan pembangunan akan maju dan stabil. Hal ini sesuai dengan pendapat Dougherty dan Hammack (1990) yang meninjau dari sudut pandang sosiologis dan ekonomis hubungan antara pendidikan dan ekonomi. Keadaan ekonomi dan pendidikan akan mempengaruhi strategi kebijakan pembangunan suatu negara. Negara yang menganut ekonomi sebagai faktor penentu lebih dahulu dari pada pendidikan, maka pembangunan ekonomi didahulukan. Jika ekonomi maju maka dapat digunakan untuk membiayai pendidikan. Sementara negara yang menganut pendidikan sebagai faktor penentu awal mendahului ekonomi, maka pembangunan pendidikan menjadi prioritas utamanya. Dengan demikian sumber daya manusia akan berkualitas dan dapat meningkatkan ekonomi negara. Kebijakan pendidikan yang memperhatikan faktor link and match merupakan penekanan yang tajam ke arah menghubungkan pendidikan dengan dunia kerja yang pada gilirannya akan meningkatkan pembangunan nasional (Soetopo, 1999).

Kualitas sumber daya manusia dalam pengembangan ilmu pengetahuandan teknologi memerlukan strategi yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan sehingga akan dimungkinkannya peranan manusia yang berkualitas pula melalui pemikiran-pemikiran yang kritis dan dinamis untuk mencapai tingkat perkembangan ekonomi yang stabil dan optimal. Pengetahuan merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Juran (1997:53) mengemukakan bahwa untuk mencapai kualitas sumber daya manusia perlu melakukan terobosan yaitu penemuan pengetahuan baru, penyebarluasan pengetahuan baru kepada yang dapat menggunakannya,dan penerapan pengetahuan baru untuk memecahkan masalah.

Sifat manusia yang ingin tahu dan memperhatikan suatu hal yang dilihatnya untuk difikirkan. Manusia mendapat pengetahuan baru dari berbagai sumber yaitu penemuan tidak sengaja, pengamatan dan analisis sistematis, eksperimen, dan alih pengetahuan. Alih pengetahuan udah mencakup aspek penyebaran suatu ilmu kepada para pemakai. Sehingga suatu ilmu akan tersampaikan untuk dipelajari lebih lanjut untuk terus dikembangkan sesuai dengan perubahan yang terjadi di masyarakat. Penerapan suatu ilmu baru berkaitan dengan pengakuan penemuan ilmu tersebut atas nama penemunya. Penerapan ilmu disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan suatu individu atau suatu kelompok. Sehingga akan dapat tercapainya upaya mencerdaskan dan peningkatan kualitas manusia sebagai pemikir perkembangan dan pembangunan bangsa berjalan dengan sistematis dan terstruktur. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia secara terarah, terpadu, dan menyeluruh melalui berbagai upaya komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya. Peningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang pada akhirnya sebagai upaua peningkatan kualitas sumber daya manusia diselenggarakan oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

DAFTAR RUJUKAN

Dougherty, K, dan Hammack, F. 1990. Educational and Society. New York: Harcourt Barce Yovanovich College Publishing.

Juran. J. M. 1964. Terobosan Manajemen Konsep Baru tentang Tugas Manajer. Terjemahan oleh Ilham Tjakrakusuma. 1997. Jakarta: Erlangga.

Soetopo, H. 1999. Reorientasi Sistem Pendidikan di Indonesia dalam Era Industrialisasi. Jurnal Manajemen Pendidikan, 9 (1): 31-41.

Umaedi. 2007. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan Baru dalam Pengelolaan Sekolah untuk Peningkatan Mutu. (online). (http//www.dikmenum.go.id, diakses tanggal 19 Februari 2007).