· Organisasi orang tua siswa dan guru
|
· Dewan Perdagangan
|
· Orang tua secara individual
|
· Organisasi Veteran
|
· Keluarga orang tua
|
· Kelompok-kelompok Pekerja
|
· Asosiasi pembayar pajak
|
· Kelompok-kelompok Agama
|
· City Council & School
Board
|
· Politikus
|
· Organisasi bisnis komersial
|
· Organisasi Persaudaraan
|
· Kelompok-kelompok layanan
|
· Organisasi Kesejahteraan
|
· Kelompok-kelompok khusus
|
· Organisasi Pemerintah
|
· Pimpinan-pimpinan bisnis penting
|
· Pengelola Pers, Televisi & Radio
|
04 Mei 2012
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
18 April 2012
AWAS, JANGAN SALAH SASARAN
Namun yang jadi persoalan, jika kita salah sasaran sambat kepada manusia lain. Maksudnya salah sasaran, jika yang kita sambati ternyata kondisine jauh lebih "mengenaskan" daripada kita. Naasnya kita tak tahu, atau malah tak mau tahu, yang penting beban kita plong! Logikanya, kalau seorang manusia sambat kepada Gusti Pangeran, itu adalah harus. Dasarnya, "Gusti Pangeran cukup pemeliharaku". Kedudukan Gusti Pangeran lebih tinggi dari manusia, sangat tinggi, saking tingginya, saya tak bisa menuliskan. Sehingga, seandainya manusia ingin sambat kepada manusia lain, manusia yang kita sambati harus lebih dari kita. Jangan salah sasaran, nanti malah yang kita sambati lebih merana dari kita!
Saya pernah merasa lebih dari teman sekelas saya dulu di Malang. Saya merasa lebih itu semenjak semester 1 sampai sekitar pertengahan semester 3. Kenapa saya merasa lebih dari teman saya itu, katakanlah B namanya? Karena saya melihat dari satu sudut pandang: AKADEMIS. Apa yang terjadi? Tak sengaja saya ikut kumpulan dengan teman saya B, ke rumahnya. Betapa kagetnya saya, dari situ saya ketahui ternyata B teman saya itu, dia menjadi tulang punggung keluarga semenjak Ayahe pulang ke Gusti Pangeran, pada saat dia masih SMA! Namun dia dengan kondisi ini mampu menyekolahkan adiknya, dan dia pun bisa menuntut ilmu juga! Luar biasa!! Betapa kecilnya saya jika dibanding dengan teman B saya ini. Kondisi ini tak kelihatan saat berkumpulkan dengan teman lain. Malah B teman saya ini, setiap ketemu dengan teman lain, begitu riang gembira, sering membuat teman lain tertawa. Padahal B teman saya ini, jauh lebih ngenes hidupnya. Betapa kecilnya saya!! B teman saya ini pun, belum pernah saya temui dia sambat kepada teman-2nya, apalagi sambat kepada saya!!! Sampai sekarang saya merasa belum ada apa-apanya dibanding teman B saya ini. Sukses untukmu teman. Pernah sepintas saya bertanya kepada diri sendiri, B iki sambat karo sopo yo? Kok iso yo dek'e kuat?
Dan saya yakin di luar sana, masih banyak B-B lain yang sama, atau lebih ngenes dari B teman saya ini! Malu rasane saya kalau mau sambat! Tapi apa boleh buat, saya bukan B, saya manusia biasa, tak luput dari sambat dan sambat!
Awas jangan salah sasaran!! Itu pesan yang pingin saya bangun. Tapi bukan berarti kita tak boleh sambat sama sekali. Cukup Gusti Pangeran pelindung kita. Jangan salah sasaran untuk sambat. Karena kalau salah sambat, bisa menyakitkan orang yang kita sambati. Misalnya saya sajalah yang jadi obyek. Saya pernah disambati teman saya, katakanlah H. Teman saya ini sambat kepada saya: oalah mas, gajiku titik, gak cukup gae kebutuhan hidup, gae tuku pulsa'wae entek .... !!!!
Saya bingung mau bersikap apa, karena saya tahu, kalau teman saya ini: HP-nya 2, dobel simkat pula, nomor HP-nya 4 pula! Punya Yamaha Beat pula! Punya Yamaha Tiger pula!!! Alamak! Masih sambat pula ........ !!!!!!!! Kepikiran di benak saya: punya demikian banyaknya benda-2 dibanding lain, masih sambat, kondisi yang bagaimana ya manusia tidak sambat? Persepsi setiap orang berbeda-beda!
Sekali lagi jangan salah sasaran. Dan saya hanya sampaikan kepada teman-2 pembaca, saya tidak berniat sambat lewat media ini. Tulisan ini bukan keluhan, sebaliknya saya pastikan bahwa hanya untuk memiliki pemahaman lebih tentang sebuah ide dan gagasan.
Salam sukses untuk teman-2 semua. Esok pagi pasti lebih cerah! Mudah-2an kita semua termasuk orang yang pandai bersyukur. Terima kasih kasih Gusti Pangeran, atas anugerah ini, yang tak dapat dihitung. Hamba daif di hadapan-Mu.
31 Maret 2012
Secuplik tentang Supervisi Pengajaran
Apa itu supervisi? Jika pertanyaan itu diajukan kepada guru, maka lazim jawaban mayoritas ialah pengawasan. Supervisi ialah pengawasan? Supervisi berasal dari kata supervision yang terdiri dari dua kata yaitu super yang berarti lebih; dan vision yang berarti melihat atau meninjau. Secara terminologi supervisi diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan pada guru. Sehingga supervisi secara etimologis mempunyai konsekuensi disamakannya pengertian supervisi dengan pengawasan dalam pengertian lama, berupa inspeksi sebagai kegiatan kontrol yang otoriter. Supervisi diartikan sebagai pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk membawa guru (orang yang dipimpin) agar menjadi guru yang semakin cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan khususnya agar dapat meningkatkan keefektifan proses pembelajaran.
Supervisi terutama sebagai bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, penilik sekolah, dan pengawas serta supervisor lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Jika yang dimaksudkan supervisi adalah layanan profesional untuk meningkatkan proses dan hasil belajar, maka banyak pakar yang memberikan batasan supervisi sebagai bantuan kepada guru untuk mengembangkan situasi pengajaran yang lebih baik. Supervisi lahir dari fungsi actuating (menggerakkan) yang di dalamnya terdapat unsur membina, membantu, membimbing, dan memotivasi. Sedangkan pengawasan lahir dari fungsi controlling yang di dalamnya terdapat unsur evaluasi hasil kerja bawahan oleh atasan. Sehingga supervisi dengan pengawasan sangatlah berbeda.
Pandangan guru terhadap supervisi cenderung negatif yang mengasumsikan bahwa supervisi merupakan model pengawasan terhadap guru dengan menekan kebebasan guru untuk menyampaikan pendapat. Hal ini dapat dipengaruhi sikap supervisor seperti bersikap otoriter, hanya mencari kesalahan guru, dan menganggap lebih dari guru karena jabatannya. Guru pada dasarnya tidak membenci supervisi, tetapi tidak suka terhadap gaya supervisor. Kasus guru senior cenderung menganggap supervisi merupakan kegiatan yang tidak perlu karena menganggap bahwa telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih. Self evaluation merupakan salah satu kunci pelayanan supervisi karena dengan self evaluation supervisor dan guru dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing sehingga dimungkinkan akan memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kelebihan tersebut secara kontinu.
Pendekatan Supervisi
Ada tiga pendekatan yang dapat diterapkan supervisor dalam melaksanakan supervisi, yakni pendekatan ilmiah, artistik, dan klinis. Supervisi ilmiah berpandangan pengajaran sebagai ilmu, oleh karena itu perbaikan pengajaran dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah, yakni rasional dan empirik. Indikator keberhasilan mengajar dilihat dari komponen-komponen pembelajaran, variabel-variabel proses belajar mengajar. Sehingga pusat perhatian pendekatan ilmiah menekankan pada pengembangan komponen pembelajaran secara keseluruhan. Supervisor melaksanakan penelitian bidang pengajaran, yakni terkait teori, paradigma, dan desain eksperimental pengajaran. Guru melakukan penelitian tentang faktor yang dapat memengaruhi hasil pengajaran. Guru mengkaji elemen yang dapat memengaruhi kesuksesan belajar, yakni emosional, bakat, intelegensi, ketekunan, kualitas pengajaran, dan kesempatan belajar.
Supervisi artistik berkembang sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap pendekatan ilmiah. Mengkritik kelemahan pendekatan ilmiah secara internal, yang disinyalir gagal karena menggeneralisasikan tampilan pengajaran yang tampak sebagai keseluruhan peristiwa pengajaran. Pendekatan artistik melihat berhasil tidaknya pengajaran, usaha meningkatkan mutu guru banyak menekankan pada kepekaan, persepsi, dan pengetahuan supervisor sebagai saran untuk mengapresiasi kejadian pengajaran yang bersifat subleties (halus, lembut) dan sangat bermakna di dalam kelas. Pengajaran dengan demikian dilihat secara ekspresif, puitis, dan bahkan menggunakan bahasa simbol dan kiasan. Faktor yang memengaruhi kegiatan pengajaran di dalam kelas diamati secara teliti.
Supervisi klinis merupakan bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang sistematik dalam perencanaannya, observasi yang cermat atas pelaksanaan, dan pengkajian balikan dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata, untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan sikap profesional guru itu. Di dalam kata “klinis” tersirat cara kerja di bidang medis, di mana pihak yang memerlukan pertolongan itu datang atas prakarsa sendiri karena menyadari akan sesuatu kekurangan (gangguan kesehatan), dianalisis berdasarkan keluhan-keluhan pasien, dan pada akhirnya diberikan terapi. Dalam dunia medis, dokter memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan pasien, diadakan diagnosis, prognosis, penentuan penyakit, treatment, dan follow up.
Masa Depan Supervisi
Supervisi dengan model lama (inspeksi) dapat menyebabkan guru merasa takut, tidak bebas dalam melaksanakan tugas, dan merasa terancam keamanannya bila bertemu dengan supervisor, tidak memberikan dorongan bagi kemajuan guru. Oleh karena itu, semua kegiatan pembaharuan pendidikan, termasuk pembaharuan kurikulumnya, yang dilakukan dengan pengerahan waktu, biaya, dan tenaga bisa menjadi sia-sia. Fungsi utama supervisi ialah perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran serta pembinaan pembelajaran sehingga terus dilakukan perbaikan pembelajaran.
Masa depan supervisi diarahkan kepada kondisi kepekaan, kepedulian, dan penghargaan kepada guru dalam mengembangkan kondisi pembelajaran. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru terus bergerak kontinu, mencapai keefektifan pembelajaran yang tak ada titik kulminasi di dalamnya. Di sini supervisor dituntut untuk terus meningkatkan keahliannya. Perpaduan dari berbagai pendekatan supervisi oleh supervisor dapat meningkatkan nilai lebih dan bermakna dari pelaksanaan supervisi dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas pengajaran. Jika supervisi dilaksanakan dengan sepenuh hati, “riang gembira”, tak ada unsur paksaan, atau pengawasan, maka lambat laun guru akan merasakan bahwa supervisi ialah kawannya dalam meningkatkan profesionalisme. Guru merasa nyaman dengan supervisi. Mudah-mudahan.
23 Maret 2012
Jambu Alas
*Kelingan manis eseme trus kelingan ramah gemuyune
Tresno lan kasih kasih sayange karep atiku klakon dadi bojone
Sayange wis duwe bojo nanging aku aku wis kadong tresno
Nelongso rasaneng ati yen aku ra klakon melu nduweni
** reff:
Jambu alas kulite ijo sing di gagas wis duwe bojo
Ada gula ada semut durung rondo ojo di rebut
Sumpah neng batin yen kulo tidak di kawin
Tekading ati ora bakal luru ganti
Sumpah wis janji arep sehidup semati
seneng lan sedih bareng bareng di lakoni
Jambu alas nduk manis rasane
Snajan tilas tak enteni rondone
Iiihuuu .............. anyar eneh