10 Mei 2009

IMPLEMENTING STRATEGIC CHANGE

Perubahan keorganisasian adalah suatu proses yang kompleks dan sukar bagi perusahaan-perusahaan untuk mengelola secara sukses. Halangan/rintangan pertama yaitu membawa para manajer untuk merealisasi bahwa perubahan adalah sangat perlu dan untuk mengakui bahwa perubahan-perubahan adalah suatu masalah. Sekali kebutuhan bagi perubahan telah diorganisasi, para manajer dapat mengusahakan tentang proses atas perekomendasian suatu latihan atas tindakan dan analisa rintangan-rintangan (obstacles) untuk perubahan. Para manajer strategi perlu untuk mencocokkan, bagaimanapun, bahwa perusahaan-perusahaan tidak hanya menggunakan sistem-sistem pengambilan keputusan rasional di dalamnya para manajer menghitung dengan cermat (coldly calculate) hasil-hasil potensial (potential returns) dari investasi mereka. Organisasi-organisasi adalah arena kekuasaan, didalamnya individu-individu dan kelompok-kelompok bertarung bagi prestise dan penguasaan (possesion) atas sumber-sumber langka. Dalam mengejar kepentingan-kepentingan mereka, para manajer bersaing dan masuk ke dalam konflik. Sangat alami atas organisasi-organisasi yang membuat hal ini menjadi tak terelakan (enevitable). Para manajer telah bersepakat dengan politik dan konflik yang secara kreatif untuk mengimpelentasi perubahan strategik secara sukses dan mengejar atau menyimpan / menyembunyikan keunggulan bersaing suatu perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang paling banyak sukses adalah mereka yang dalam perubahan yaitu dihormati (regarded) sebagai norma dan para manajer adalah secara konstan mencari untuk memperbaiki kekuatan-kekuatan keorganisasian dan mengeliminasi / mengurangi kelemahan-kelemahan dengan begitu mereka dapat memaksimasi profitabilitas yang akan datang. Sesi ini mengemukakan butir-butir utama berikut:

Perubahan strategik adalah pergerakakan atas suatu perusahaan sedemikian rupa yaitu dari keadaan sekarang ke beberapa keadaan yang dikehendaki yang akan datang untuk meningkatkan keunggulan bersaingnya. Tiga tipe utama atas perubahan strategik yaitu perekayasaan, restrukturisasi, dan inovasi.

Perubahan strategik adalah dilaksanakan melalui suatu serial atas tahap-tahap bahwa para manajer mesti diikuti jika proses perubahan adalah untuk digantikan.

Langkah pertama dalam proses perubahan adalah menentukan kebutuhan bagi perubahan. Para manajer strategik mesti mengakui suatu jurang antara kinerja aktual dan kinerja yang diinginkan, menggunakan suatu SWOT analysis untuk menentukan keadaan sekarang perusahaan, dan kemudian menentukan keadaan yang dihasratkan mendatang.

Langkah kedua dalam proses perubahan adalah mengidnetifikasi rintangan-rintangan untuk merubah yang bisa mencegah suatu perusahaan dari usaha mencapai keadaan mendatang yang dihasratkan. Rintangan-rintangan untuk perubahan adalah menenumkan pada tingkat perusahaan, divisional, fungsional, dan individual. Rintangan-rintangan penting mencakup kelembaman / kelambanan yang diproduksi oleh suatu strategi, strutktur, dan budaya dan perbedaan-perbedaan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan dalam divisional pada organisasi sekarang.

Konfliks-konfliks keorganisasian berasal dari pertarungan antara divisi-divisi, fungsi-fungsi, dan individu-individu para manajer dalam mengejar tujuan-tujuan dan kepentingan-kepentingan yang berbeda. Konfliks adalah juga mencari cara-cara untuk memecahkan/menyelesaikan kembali konflik untuk mengimplementasi perubahan strategik secara penuh sukses.

Para manajer strategik memanikan politik-politik keorganisasian untuk mengatasi rintangan-rintangan untuk perubahan, penyelesaian ulang konflik, dan membawa tentang perubahan strategik. Politik-politik keorganisasian adalah taktik-taktik bahwa para manajer menggunakan (engage) di dalamnya untuk menggunakan kekuasaan dan untuk mempengaruhi tujuan-tujuan dan strategi perubahan dan struktur untuk selanjutnya mencapai kepentingan-kepentingan mereka sendiri.

Untuk bermain politik, para manajer mesi memilik kekuasaan. Kekuasaan adalah abilitas / kemampuan atas satu bagian untuk menyebabkan bagian yang lain untuk bertindak dalam suatu cara yang hal itu tidak ingin dilakukan oleh yang lain.

Kekuasan yang tersedia untuk para manajer strategik meliputi legitimasi kekuasan dan kekuasaan dari sumber-sumber informal, seperti sebagai peniruan dengan ketidakpastian, sentralisasi, pengendalian semua infromasi, sesuatu yang tak-tergantikan, dan pengendalian semua kontingensi-kontingensi dan sumber-sumber.

Kekuasaan dan politik mempengaruhi pilihan atas strategi dan struktur dan hakekat atas perubahan-perubahan strategik yang diimplementasikan.

Para manajer strategik perlu untuk mengevaluasi hasil-hasil (results) atas setiap proses perubahan dan menggunaaaakan analisis tersebut untuk menentukan kondisi organisasi sekarang juga yang mereka dapat mulai proses perubahan baru. Suatu perusahaan yang berjalan baik (well-run) adalah menyadari secara konstan atas kebutuhan untuk memantau kinerja mereka, dan para manajer strategik melembagakan perubahan juga yang mereka dapat secara terus-menerus meluruskan kembali strategi mereka dan struktur untuk disesuaikan (to suit) lingkungan bersaing.

Tidak ada komentar: