06 Mei 2009

MANAJEMEN KELAS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persoalan pengelolaan kelas erat hubungannya dengan persoalan pengajaran. Namun keduanya dapat dibedakan atas dasar tujuannya. Pengajaran merupakan kegiatan yang bsecara langsung dimaksudkan untuk mencaai tujuan-tujuan khusus pengajaran sedangkan pengelolaan kelas merupakan kegiatan menciptakan, mempertahankan, dan mengembalikan kondisi yang optimal bagi terjadinya prose belajar mengajar. Masalah pengajaran harus ditanggulangi dengan tindakan korektif instruksional, adapun masalah pengelolaan kelas harus ditanggulangi dengan tindakan korektif pengelolaan.

Pengelolaan kelas menunjukan pengaturan siswa dan tingkah lakunya, maupun pengaturan fasilitas. Tindakan pengelolaan kelas akan efektif apabila dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya guru dapat memilih penanggulangan yang tepat pula. Dengan demikian jelas bahwa Manajemen Kelas merupakan kegiatan yang penting untuk dikelola dengan baik oleh sekolah.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa maalah yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep dasar Manajemen Kelas?

2. Bagaimana ruang lingkup Manajemen Kelas?

3. Bagaimana ketatausahaan kelas?

4. Bagaimana cara peningkatan keefektifan kelas?

5. Bagaimana pembinaan disiplin kelas?

6. Apa saja yang dapat digunakan sekolah dalam pendekatan pengelolaan kelas?

1.3 Tujuan

Makalah ini memiliki tujuan penulisan sebagai berikut:

1. Mengetahui konsep dasar Manajemen Kelas,

2. Mengetahui ruang lingkup Manajemen Kelas,

3. Mengetahui ketatausahaan kelas,

4. Mengetahui cara peningkatan keefektifan kelas,

5. Mengetahui pembinaan disiplin kelas,

6. Mengetahui hal yang dapat digunakan sekolah dalam pendekatan pengelolaan kelas.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Manajemen Kelas

Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat pokok untuk mencapai tujuan instruksional yang efektif. Pengelolaan kelas yang dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem instruksional yang fundamental. Pengelolaan kelas berupaya menciptakan kondisi belajar mengajar yang optimal sehingga diharapkan siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan, kondusif, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan pengajaran. Manajemen Kelas berperan penting dalam pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang baik akan menunjang pencapaian tujuan pendidikan sekolah dan peningkatan mutu pendidikan nasional. Dengan demikian diperlukan proses kerja sama yang baik antara sekolah, siswa, orang tua siswa, dan lingkungan sekolah untuk mengelola kelas.

Manajemen Kelas merupakan seperangkat tindakan guru di dalam membantu pembentukan tingkah laku siswa, menghindari atau mengurangi gejala tingkah laku siswa yang tidak sesuai dengan tujuan sekolah dan memelihara organisasi kelas yang efektif dan efisien dalam rangka proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Manajemen Kelas erat hubungannya dengan persoalan pengajaran, Namun keduanya dapat dibedakan atas dasar tujuannya. Manajemen Kelas menitikberatkan pada kegiatan menciptakan, mempertahankan, dan mengembalikan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.

Kegiatan pengelolaan kelas ditujukan pada kegiatan yang menciptakan dan menjaga kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar siswa, seperti membina hubungan baik antara siswa dengan guru, reinforcement, punisment, dan pengaturan tugas. Pengajaran menitikberatkan pada kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan khusus pengajaran, seperti menyusun rencana pelajaran, memberi pengajaran yang efektif, dan melakukan evaluasi formatif dan sumatif.

Terdapat lima pandangan mengenai definisi Manajemen Kalas, yaitu:

1. Pandangan otoriter, menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah proses mengontrol tingkah laku siswa, bersifat otoratif, dan merupakan seperangkat aktivitas guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas,

2. Pandangan permisif, memberikan kebebasan kepada siswa untuk berbuat apa saja yang diinginkannya dan merupakan seperangkat aktivitas guru untuk mengoptimalkan kebebasan siswa,

3. Pandangan tingkah laku, sebagai seperangkat aktivitas pengajaran untuk mengembangkan perilaku siswa yang tidak diinginkan dan mengurangi atau meniadakan perilaku siswa yang tidak diinginkan,

4. Pandangan hubungan interpersonal, pengelolaan kelas merupakan proses penciptaan iklim sosioemosional yang positif di dalam kelas,

5. Pandangan sistem sosial, pengelolaan kelas merupakan seperangkat kegiatan pengajaran untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.

Dari uraian diatas simpulan pengertian dari Manajemen Kelas ialah suatu proses atau upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk menciptakan dan memelihara kondisi yang kondusif dan optimal bagi terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.

2.2 Ruang Lingkup Manajemen Kelas

Manajemen Kelas memiliki ruang lingkup yang dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Fisik, pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik mencakup pengaturan siswa dalam belajar, ruang belajar, dan perabot kelas,

2. Nonfisik, pengelolaan kelas yang memfokuskan pada aspek interaksi siswa dengan siswa lainnya, siswa dengan guru dan lingkungan kelas atau sekolahnya sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Atas dasar ini asapek psikologis, sosial, dan hubungan interpersonal perlu diperhatikan.

2.3 Ketatausahaan Kelas

Ketatausahaan kelas merupakan kegiatan mencatat dan melaporkan secara sistematis mengenai keterangan dan informasi tentang kelas. Tata usaha kelas yang dikerjakan dengan tertib dan teratur merupakan faktor penting yang menyebabkan terjadinya kondisi yang optimal bagi proses belajar mengajar yang efektif. Catatan kelas merupakan catatan aktivitas ke dalam yang berhubungan dengan diri siswa. Catatan kelas berfungsi sebagai bimbingan dan penyuluhan bagi siswa secara individual ataupun klasikal. Tujuan pencatatan ialah:

1. Membantu dalam penempatan setiap siswa,

2. Mempertimbangkan bahan dan jam pelajaran,

3. Mengkaji tentang pembiayaan, kebutuhan tentang bangunan, perlengkapan kelas, dan penelitian,

4. Menginterpretasikan sebab atau kondisi yang tidak diinginkan.

Laporan kelas menyangkut aktivitas keluar sekolah. Laporan ini misalnya laporan kepada pimpinan sekolah, yayasan, dan Departemen Pendidikan Nasional. Laporan kepada orang tua siswa yaitu laporan administratif (buku raport) yang berisi laporan kemajuan atau kemunduran prestasi siswa secara periodik.

2.4 Keefektifan Kelas

Tingkat keefektifan kelas dipengaruhi oleh kinerja guru dalam mengelola kelas. Keefektifan guru berpengaruh terhadap pengajaran, sehingga diperukan guru yang termotivasi dan kompeten dalam mengelola kelas. Keefektifan kelas dipengaruhi oleh supervisor dalam memberikan supervisi kepada. Dengan demikian supervisor harus tanggap untuk memberi bantuan kepada guru yang mempunyai masalah atau problema yang berhubungan dengan masalah mengajar ataupun masalah pribadi. Problema yang dihadapi guru misalnya guru yang belum berpengalaman, yang kurang aktif, waspada terhadap guru yang merasa superior (senior dan berhasil dalam pengajaran), dan selalu menentang.

Perencanaan dan pengorganisasian pengajaran memegang peran penting dalam keefektifan kelas. Perencanaan pengajaran yang dipersiapkan guru disusun sesempurna mungkin untuk pedoman dalam kegiatan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru dalam menyusun rencaa pengajaran harus mengetahui informasi dan latar belakang siswa, sehingga dalam penyampaian pelajaran disesuaikan dengan kemampuan dan faktor perbedaan siswa.

Pengorganisasian pengajaran yang diterapkan di sekolah harus memperhatikan faktor perbedaan kemampuan dan latar belakang siswa. Sehingga sekolah dalam pengorganisasian kelas tidak salah mengelompokkan siswa ke dalam kelompok atau kelas. Pengajaran yang dapat diterapkan oleh sekolah ialah pengajaran secara individual dan klasikal.

2.5 Pembinaan Disiplin Kelas

Di lembaga sekolh perlu adanya kode etik atau norma yang mengatur tingkah laku orang yang berada di lingkungan tersebut dan menjadi pedoman dalam bertindak. Tujuan kode etik siswa ialah:

1. Agar terdapat suatu standar tingkah laku tertentu yang dijadikan pedoman bagi siswa di sekolah,

2. Agar terdepan kesamaan bahasa da gerak langkah antara sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat dalam siswa,

3. Agar dapat menjunjung tinggi citra siswa dan sekolah dimata masyarakat,

4. Agar tercipta suatu aturan yang ditaati bersama khususnya siswa dan personalia sekolah.

Disiplin siswa ialah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki siswa di sekolah, tanpa ada pelanggaran yang merugikan baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap siswa dan sekolah secara keselruhan. Konsep tentang timbulnya disiplin ialah:

1. Kontrol otoriter, manakala siswa duduk tenang meperhatikan guru karena ada tekanan. Guru harus keras agar siswa disiplin,

2. Kebebasan liberal (permissive), siswa diberi kebebasan sebebas-bebasnya sesuai dengan perkembangannya, siswa dibiarkan berbuat apa saja sepanjan menurutnya baik,

3. Kebebasan terbimbing, siswa diberi kebebasan untuk berbuat tetapi dengan konsekuensi dari perbuatan itu harus dipertanggungjawabkan.

Pengendalian dan pengarahan untuk menciptakan dan memelihara disiplin siswa perlu diperhatikan. Adapun teknik pembinaan disiplin kelas ialah:

1. External Control, teknik dimana disiplin siswa dikendalikan di luar siswa. Konsep ini menyakini teori X yang mengasumsikan tidak baik mengenai manusia sehingga perlu diawasi dan dikontrol agar tidak melanggar. Teknik dapat berupa bimbingan dan penyuluhan,

2. Internal Control, teknik yang mengupayakan agar siswa dapat mendeskripsikan diri mereka sendiri dengan menyadarkan arti pentingnya disiplin. Dengan kesadaran akan norma dan tata tertib yang diterapkan, siswa dapat mengendalikan dirinya (self control),

3. Cooperatife control, dalam penegakan disiplin ada kerjasama antara guru dan siswa secara harmonis, respektif, dan efektif. Biasanya antara siswa dan guru membuat kontrak perjanjian berisi aturan dan sangsi atas pelanggaran yang harus ditaati bersama,

Hukuman merupakam sangsi yang diberikan kepada pelanggar baik secara moral, material, ataupun badan dari pelanggaran yang dilakukan atas aturan yang telah ditetapkan. Tujuan dari diberikannya hukuman ialah sebagai alat pendidikan daam usaha mendidik dan menyadarkan siswa atas kesalahannya.

2.6 Pendekatan Pengelolaan Kelas

Sebelum memutuskan untuk berbuat sesuatu memilih, menetapkan, dan kemudian melaksanakan guru harus memahami terlebih dahulu konsepsi dan kerangka acuan pendekatan pengelolaan kelas. Pendekatan yang dipilih disesuaikan dengan hakikat masalah dan merupakan alternatif yang terbaik. Pendekatan pengelolaan kelas yang dapat diterapkan guru adalah:

1. Pendekatan Behavior Modification

Dasar pendekatan ini adalah psikologi tingkah laku. Psikologi ini mengemukakan bahwa semua perilaku merupakan hasil belajar dan terdapat proses psikologi yang dapat digunakan untuk menerangkan terjadinya proses belajar seperti penguatan, hukuman, dan penghapusan. Untuk mencapai efektifitas dengan pendekatan modifikasi tingkah laku ini perlu diperhatikan antara lain:

a. jika siswa tidak atau belum tahu bahwa tingkah lakunya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, tetapi menunjukkan kemauan untuk menyesuaikan, ini merupakan kondisi awal yang efektif untuk mencapai kegiatan belajar yang lebih optimal lagi,

b. jika siswa mendukung tingkah laku yang dikehendaki maka diharapkan kegiatan belajar selanjutnya dapat diperoleh secara efektif.

2. Pendekatan Socioemotional Climate

Dasar pendekatan ini adalah psikologi klinis dan konseling. Asumsinya bahwa pengelolaan kelas dan pengajaran yang efektif merupakan fungsi hubungan antara pengajar dan siswa serta siswa dengan siswa lainnya, sedangkan pengajar menduduki posisi sentral bagi terciptanya iklim sosioemosionl yang baik. Guru bersikap tulus, menerima, menghargai, dan memahami siswa dari sudut siswa itu sendiri. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk meningkatkan hubungan interpersonal yang baik antara siswa dengan siswa lainnya dan siswa dengan guru.

3. Pendekatan Group Process

Pendekatan ini berdasarkan pada psikologi sosial dan dinamika kelompok. Asumsinya bahwa pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks kelompok sosial dan tugas guru terutama dalam pengelompokan kelas adalah membina dan memelihara kelompok yang produktif dan efektif. Di dalam kelompok sosial, termasuk juga kehidupan kelas terdapat aspek penting yang menyebabkan kelangsungan eksistensi dari kelompok itu. Aspek-aspek tersebut ialah interaksi, kepemimpinan, tujuan kelompok, perasaan kelompok, dan norma.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengelolaan kelas menunjukkan pada aspek fisik, biasanya cenderung tidak menajadi sesuatu yang berkepanjangan. Kemampuan sekolah dalam pengelolaan kelas secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga hal tersebut merupakan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut standar yang berlaku.

Manajemen Kelas merupakan bagian dari pengelolaan sekolah seperti halnya pengelolaan peserta didik, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, dan hubungan masyarakat yang dipandang ikut menentukan mutu pendidikan. Tercapainya mutu pendidikan didukung oleh pengelolaan kelas yang baik dalam artian yang luas. Oleh karena itu pembinaan pendidikan pada kelas dan konsekuensinya kelas dikelola secara baik dan optimal.

DAFTAR RUJUKAN

Hadi, S. 2005. Pengelolaan Kelas. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Imron, A. 1994. Manajemen Peserta Didik di Sekolah. Malang: IKIP Malang.

Sahertian, P. A. & Mataheru, F. 1971. Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program Inservice Education (pengertian, problema, metode). Malang: IKIP Malang.

Tim Pakar Manajemen Pendidikan FIP UM, 2002. Manajemen Pendidikan. Malang: UM Press.

Witjaksono, M. 1986. Konsep-Strategi-Pendekatan Pengelolaan Kelas. Malang: IKIP Malang.

2 komentar:

  1. bisa minta tolong gag,, penjelasan ruang lingkup non fisiknya lebih banyak,,

    BalasHapus
  2. pak minta penjelasan non fisiknya

    BalasHapus